Advertisement
Film Jenderal Hoegeng Segera Tayang di Layar Lebar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kepolisian Republik Indonesia akan merilis film biografi Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso.
Alasan pembuatan film itu karena Jenderal Hoegeng adalah sosok yang menjadi inspirasi bagi setiap insan Korps Bhayangkara dan masyarakat Indonesia masa kini.
Advertisement
BACA JUGA : Untuk Pertama Kalinya, Pasar Kangen Tahun Ini Digelar di Polda DIY
Dikutip dari akun medsos Polri, atas integritas dan dedikasi semasa hidupnya, cerita mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia kelima itu akan segera hadir dalam sebuah layar lebar. Film layar lebar itu berjudul "Aku Rindu" dan akan segera dibocorkan seperti apa filmnya dan kapan penayangannya.
Biografi Jenderal Hoegeng Iman Santoso
Diambil dari data Perpusnas, Drs. Hoegeng Imam Santoso (14 Oktober 1921 – 14 Juli 2004) adalah salah satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala kepolisian Republik Indonesia ke-5 yang bertugas dari tahun 1968 - 1971.
Hoegeng merupakan salah satu penandatangan Petisi-50. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bahayangkara di Mamuja dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso.
Hoegeng masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di A-MS-A Westyerns klasiek di Yogyakarta (1937).
Setelah itu, ia belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940. Sewaktu pendudukan Jepang, ia mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943).
Setelah itu ia diangkat menjadi Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang (1944), Kepala Polisi Jomblang (1945), dan Komandan Polisi Tentara Laut Jawa Tengah (1945-1946). Kemudian mengikuti pendidikan Polisi Akademi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.
Di luar dinas kepolisian Hoegeng terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii, The Hawaiian Seniors. Selain ikut menyanyi juga memainkan ukulele. Saat menjadi Kapolri Hoegeng Iman Santoso melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut struktur organisasi di tingkat Mabes Polri.
Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Pada masa jabatannya terjadi perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabes Pol).
Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.
Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, Georgia, Amerika serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952).
Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatra Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimobdan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak.
Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo.
Hoegeng mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 2 Oktober 1971, dan digantikan oleh Drs. Mohammad Hasan. Beliau wafat di Jakarta pada tanggal 14 Juli 2004 dalam usia 82 tahun dan dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jerman Beri Pesan untuk Dunia Terkait Perang Rusia-Ukraina
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Motor Mendadak Oleng, Warga Karanganyar Meninggal Tabrak Pohon di Seturan
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas oleh Pusat, UMY Andalkan CSR Perusahaan
- Pengerjaan Konstruksi Tol Jogja-Solo Trihanggo-Junction Sleman Terus Dikebut, Sentuh Angka 46%
- Mulai Membaik, Begini Kondisi Terbaru Mahasiswi Korban Penyiraman Air Keras di Jogja
- Hasil Seleksi PPPK Sleman Segera Diumumkan, Simak Jadwalnya
Advertisement
Advertisement